(RAHIMAHU’LLAH TA’ALA)*
Dalam Hubungan Dengan Akidah Ahlis-Sunnah wa al-Jamaah:
Dalam hubungan dengan pembelaan beliau ke atas akidah Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah, kita boleh perhatikan beliau melakukan penyaringan dan panduan yang sedemikian jelas dan strik dalam teksnya yang terkenal, iaitu Tuhfatu’r-Raghibin. Dalam hubungan dengan ini kita boleh perhatikan beberapa perkara yang pokok, sebagaimana yang ada dalam perenggan-perenggan berikutnya:
Ianya mengandungi huraian tentang:
![]() | Fasal pertama berkenaan dengan hakikat iman; |
![]() | Fasal kedua berkenaan dengan perkara-perkara yang merosakkan iman; |
![]() | Fasal ketiga berkenaan dengan syarat yang menimbulkan murtad dan hukum-hukum yang berkaitan; ianya setebal 28 halaman. |
Berkenaan dengan hakikat keimanan barangkali tidak sangat diperlukan untuk memaparkannya. Pada penulis ini, yang perlu dipaparkan ialah fasal kedua dan ketiga, yang boleh dianggap sebagai aspek-aspek yang menyentuh pemurnian akidah dan oleh itu juga pegangan tasawwuf dan amalannya. Secara ringkasnya isinya ialah yang membinasakan iman, iaitu “riddah” atau kemurtadan iaitu:
-
dengan perbuatan kufur
-
perkataan kufur
-
I’tiqad kufur. Dengan sengaja, bersenda-senda, atau bantahan.
-
Perbuatan kufur: sujud kepada makhkuk dengan meletak dahi ke bumi
-
menghampirkan diri kepada makhluk dengan menyembelih kambing umpamanya
-
membuang Quran atau kitab syara’ di tempat najis
-
membuangnya ke tempat yang keji seperti hingus
-
membuang fatwa ilmu syara’ ke bumi
-
membuangnya dan berkata: fatwa ilmu apa ini?
-
dengan perkataan serta I’tiqad alam ini kadim atau roh kadim
-
atau Allah baharu
-
menafikan sifat Allah yang sabit dengan ijma’
-
menafikan ilmuNya tentang juziyyat
-
mengisbatkan sifat yang ditolak oleh ijma’
-
mendustakan nabi
-
mendustakan malaikat
-
meringankan keduanya atau menyembah keduanya
-
mendustakan satu aya daripada ayat-ayat Quran yang ijma’ ulama sabitnya.
-
menambahi satu kalimah dalam Quran
- meringan-ringankan nabi
-
meringan-ringankan sunnah nabi (seperti memperlinya)
-
menghalalkan yang haram dengan ijma’ seperti zina , liwat dan minum arak
-
mengharamkan yang halal dengan ijma’ seperti berjual beli
-
menafikan yang wajib pada syara’ seperti sembahyang dan puasa Ramadan
-
mewajibkan yang tidak wajib dengan ijma’ seperti menambahkan sembahyang jadi enam
-
mendakwa menjadi nabi
-
membenarkan orang mengaku nabi
-
menuduh Siti ‘Aisyah berzina
-
mengatakan kafir kepada orang Islam tanpa ta’wil
-
menghalalkan mengatakan kafir kepada orang Islam
-
bercita-cita akan menjadi kafir, maka kafir waktu itu juga
-
bercita-cita menjadi kafir dengan berlaku sesuatu
-
syak adakah diri sendiri kafir atau tidak, maka jadi kafir waktu itu juga
-
menyuruh orang islam masuk kafir
-
mengisyaratkan kepada orang Islam supaya masuk kafir
-
mengisyaratkan orang kafir yang hendak masuk Islam supaya ia kekal dalam kafir
-
enggan mengajar kepada orang kafir yang hendak masuk islam
-
meminta tangguh mengajar syahadah kepada orang yang hendak masuk Islam
-
senda-sendakan nama Allah
-
senda-sendakan suruhan atau tegahan Allah
-
senda-sendakan janji Allah memberi pahala atau mengenakan seksa
-
senda-sendakan nama Rasul
-
berkata: kalau Tuhan suruh atau Rasul suruh aku taat aku tidak akan lakukan
-
atau kata: kalau nabi datang aku tidak akan menerimanya
-
berkata: kalau Allah jadikan kiblat pihak ini aku tidak akan berhadap sembahyang kepadanya
-
kata: kalau Tuhan jadikan si anu itu nabi aku tidak akan terima.
-
kata: kalau aku sakit Tuhan suruh aku sembahyang Tuhan zalim
-
kalau orang teraniaya berkata: aku teraniaya ini takdir. Orang yang menganiaya berkata: aku yang buat bukan dengan takdir
-
kata: kalau seorang nabi atau malaikat naik saksi aku tidak terima
-
kata: aku tidak tahu nabi itu manusiakah atau jin
-
kata: aku tak tahu apa iman itu, secara menghinakannya.
-
mengecil-ngecil satu anggota nabi dengan menghinakannya
-
mengecil-ngecilkan nama Allah
-
berkata kepada orang yang berkata la haula wa la quwwata illa billah, itu tidak boleh menolong daripada lapar!
-
Orang yang berkata kepada orang yang bang, dusta engkau!
-
mengucap bismillah waktu minum arak dan berzina
-
berkata: aku tidak takutkan kiamat dengan meringan-ringankannya.
-
Berkata: sepinggan makanan tertentu lebih baik daripada ilmu.
-
Berkata kepada orang yang berkata: aku pertaruh hartaku kepada Allah dengan kata-kata: engkau pertaruhkan hartamu kepada pihak yang tidak boleh menyekat pencuri daripada mencuri hartamu.
-
Berkata: hai Tuhanku, matkkan olehmu akan daku, kalau engkau mahu aku Islam atau kafir.
-
Berkata, bila binasa harta dan anaknya, hai Tuhanku apa yang Engkau hendak buat denga harta dan anakku itu?
-
Orang yang mengajar kanak-kanak mengaji Quran berkata: kaum Yahudi terlebih baik daripada islam pada membayar hak guru.
-
kalau ada orang kafir masuk Islam yang diberi zakat, orang lain berkata: kalau aku masuk kafir kemudian Islam aku boleh dapat zakat. Orang itu jatuh kafir.
-
Menafikan Abu Bakar itu sahabat nabi
-
Kalau seseorang berkata kepadanya engkau bukan orang islam, ia pun berkata aku bukan Islam.
-
kalau orang menyerunya: Hai yahudi! Ia pun menjawab, jadi kafir
-
berkata: nabi kita hitam atau bukan Quraisy.
-
Berkata: pangkat nabi boleh hasil dengan usaha.
-
berkata: aku mendapat wahyu daripada Allah.
-
Berkata: aku sudah masuk syurga, makan buah-buahannya dan peluk bidadarinya.
-
tidak menganggap kafir orang yang selain daripada beragama Islam.
-
syak pada mengkafirkan mereka seperti Yahudi misalnya.
-
atau menganggap sah mazhab mereka seperti yahudi.
-
mengatakan umat Muhammad sesat
-
mengatakan Sahabat Rasulullah kafir
-
menafikan Quran ada mu’jizat yang melemahkan kuffar.
-
mengatakan Mekah, Ka’bah, atau Masjidil Haram.
-
Berkata: aku tidak tahu yang dikatakan Mekah itu Mekahkah atau tidak.
-
Menafikan bahawa langit bumi menunjukkan dalil ada Allah.
-
Berkata: adanya langit dan bumi tidak menunjukkan adanya Allah.
-
menafikan bangkit manusia dari kubur.
-
Ingkarkan syurga dan neraka atau hisab dan pahala juga azab.
-
atau dibenarkan semuanya itu tetapi katanya itu bukan maksudnya yang sebenar.
-
berkata: imam-imam itu lebih afdhal daripada nabi-nabi.
-
menyerupakan orang jahat dengan zabaniyah atau Munkar Nakir secara menghinanya, jadi kafir.
-
melebihkan wali atas nabi
-
menyangka sifat rububiyah apabila zahir atas hamba terangkat taklif.
-
mengaku melihat Allah dengan mata kepala dalam dunia.
-
mengaku dirinya sama perkataan dengan Allah.
-
berkata: Allah masuk dalam semua rupa yang baik-baik.
-
Berkata: roh itu cahaya Allah, apabila berhubung yang cahaya berkata-kata keduanya.
-
Beriktikad sifat dirinya dekat dengan sifat Allah.
-
Beriktikad Allah memberi makan minum kepadanya tiada haram halal lagi.
-
Mengaku sampai kepada Allah dengan jalan lain daripada ubudiyyah atau memperhambakan diri kepadaNya.
-
mengaku dirinya sampai kepada maqam gugur hukum Syara‘ baginya.
-
Jadi bida’ah orang yang berkata: Allah telah mengilhamkan kepadanya pekerjaan agama Islam tidak berkehendak lagi ianya kepada ilmu dan ulama;
-
kalau beri’tikad Allah ilhamkan kepedanya pekerjaan agama lain daripada Islam jadi kafir;
-
atau ia sampai menjadi nabi jadi kafir;
-
kalau dikata kepada seseorang: engkau padaku seperti yahudi pada penglihatan Allah
-
atau membaca Quran sambil memalu rebana;
-
atau dikata orang baginya: adakah engkau ketahui yang ghaib, jawabnya: ya, bertanya aku tahu akan dia;
-
atau ia kembali daripada musafir bila mendengar burung ‘aq’aq
-
atau dikatanya: aku ‘asyik akan Allah dan Allah ‘asyik akan aku, maka jadi bid’ah fasik; tentang kafirnya ada khilaf.
-
kalau mencita-cita jangan diharamkan zina, membunuh dan anyiaya, jadi kafir.
-
kalau mencita-cita tidak diharamkan minum arak dan berkahwin dengan saudara, tidak kafir.
-
kalau dikatakan bagi isterinya: engkau terlebih aku kasih dearipada Allah, atau
- berkata: ia Nasrani terlebih baik daripada majusi, bersalahan ulama tentang kufurnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan